NEW YORK,- Ketika beberapa fasilitas umum kekurangan kamar mandi yang memadai, Elmhurst Park justru "cukup" berlebihan dalam memberikan fasilitas tersebut bagi pengunjungnya. Kritikus menyebutkan, proyek toilet penuh gaya yang memiliki banyak bilik ini merupakan bentuk pemborosan uang para pembayar pajak.
Ada banyak ruang terbuang di sini. Bukankah seharusnya uang yang ada, digunakan untuk membayar lebih banyak polisi atau untuk perawatan taman.
-- Robert Holden
Toilet yang dinanti-nanti warga New York ini akhirnya memang hadir di Elmhurst Park. Toilet ini berdesain edgy dan kamar mandi luas. Pemimpin masyarakat setempat mengatakan, toilet ini lebih cocok dibuat untuk museum ketimbang untuk Taman Queens yang sibuk.
"Ini melanggar semua bentuk aturan yang mengikuti fungsi," kata Ketua Juniper Park Civic Association, Robert Holden.
"Ada banyak ruang terbuang di sini. Bukankah seharusnya uang yang ada, digunakan untuk membayar lebih banyak polisi atau untuk perawatan taman?" kata Holden.
Taman baru berumur satu tahun ini sebelumnya merupakan situs Elmhurst Gas Tanks. Banyak orang, mulai anak-anak hingga orang dewasa datang berbondong-bondong ke taman ini hanya untuk sekedar bermain.
Taman ini dilengkapi juga dengan bukit-bukit, tempat duduk, penyiram air, dan tempat bermain anak penuh warna. Sampai beberapa minggu lalu, pengunjung taman ini terpaksa menggunakan toilet portabel yang diparkir di sekeliling taman.
Pihak manajemen taman mengatakan, sejarah situs ini membuatnya membutuhkan kontraktor yang mampu mengetes dan memonitor situs untuk kemungkinan kontaminasi. Di dalam sisi laki-laki, hanya terdapat dua urinal dan dua wastafel di area luar. Ada satu toilet yang khusus dapat diakses oleh kaum difabel.
Warna hijau limau dan garis ubin putih di dinding membentuk pola geometris yang funky. Sementara kamar mandi perempuan memiliki tiga bilik, dan salah satu di antaranya adalah bilik yang dapat diakses kaum difabel.
Selain itu, di dalam kamar mandi ini juga hanya terdapat dua wastafel. Dindingnya memiliki pola yang sama dengan toilet laki-laki. Hanya saja, kamar mandi ini dihiasi dengan ubin berwarna oranye dan putih dan setiap ruangan memiliki meja popok menempel ke dinding.
Proyek ini awalnya disetujui pada 2010 lalu dengan anggaran sebesar 1,9 juta Dolar AS. Anggaran ini kemudian membesar menjadi 2,3 juta Dolar AS atau setara Rp 20 miliar lebih.
"Bangunan publik lebih terekspos daripada bangunan pribadi lainnya," kata seorang juru bicara taman.
"Untuk memperpanjang usia bangunan dan mengurangi biaya pemeliharaan, maka kami menggunakan material yang kuat. Seharusnya dicatat, bahwa salah satu keluhan paling utama dalam toilet umum adalah bahwa biasanya toilet gelap dan sempit," katanya.
"Ini terlalu berlebihan dan terlalu besar," timpal Ketua Middle Village Maspeth Civic Association, Anthony Nunziato.
Sumber : www.nydailynews.com /properti.kompas.com
Posting Komentar