Info
|
Profil G+ Profil Facebook Profil twitter profil Youtube rss feed

Galeri Foto

Video

Rekomendasi Berita Lainnya close button
Home » , , » Mahasiswa Makassar, Aceh dan Surabaya bertekad gulingkan Jokowi

Mahasiswa Makassar, Aceh dan Surabaya bertekad gulingkan Jokowi

Written By SangDesains on Selasa, 07 April 2015 | Selasa, April 07, 2015

Editing Post Oleh:

GARUDA LUKA - Situasi politik semakin memanas seiring kebijakan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memicu kenaikan harga kebutuhan pokok.

Sejumlah kalangan mahasiswa marah dan bertekad untuk melengserkan rezim Joko Widodo (Jokowi) dan pasangannya, Jusuf Kalla.

Ratusan mahasiswa yang melakukan aksi di depan Gedung DPRD Makassar menuntut Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla turun karena dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah di Indonesia.
Mahasiswa Makassar juga menilai, kepemimpinan Jokowi dan JK malah memperparah keadaan di Indonesia yang menyengsarakan rakyat.

“Pokoknya, Jokowi-JK harus turun. Situasi Indonesia makin parah. Mereka tidak mampu menyelesaikan permasalahan di Indonesia. Rupiah makin lemah, BBM naik, hukum makin tidak jelas, koruptor dilindungi, dan masih banyak lagi,” kata Dian Mahadipa, koordinator aksi, saat menyampaikan aspirasinya di atas mobil truk yang dibajak.

Adapun kelompok mahasiswa yang menggelar aksi ini terdiri dari Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) dan kelompok Cipayung Plus yang terdiri dari beberapa organisasi mahasiswa. Aksi mahasiswa ini mengganggu arus lalu lintas di Jalan AP Pettarani yang merupakan jalur trans-Sulawesi Selatan.

Mahasiswa memblokade Jalan AP Pettarani dengan memarkir mobil truk tronton dan mobil tangki BBM yang dibajak di depan Gedung DPRD Makassar. Selain itu, mahasiswa juga membakar ban bekas di beberapa titik di sekitar lokasi aksi. Aparat kepolisian juga sibuk mengatur arus lalu lintas dan mengalihkannya ke jalur alternatif.

Sementara itu, pendemo dari kelompok Cipayung Plus yang berada di halaman Gedung DPRD Makassar terus menyampaikan aspirasinya dan menuntut Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk turun.‎

Beberapa hari lalu, Seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Aceh, melancarkan aksi demonstrasi di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Senin (30/3) sore. Dalam aksi itu, mahasiswa menyerukan pencabutan mandat terhadap Presiden Joko Widodo dan Wakil Presidennya, Jusuf Kalla. Aksi demo tersebut dinamakan dengan “Konser Cabut Mandat Pengkhianat Rakyat dan Rapor Merah Pemerintahan Jokowi-JK”.

Amatan Serambi, seratusan mahasiswa yang mengenakan pakaian almamater kampus berwarna hijau tersebut berkumpul di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh sekira pukul 17.00 WIB. Tampak mahasiswa membawa poster dan spanduk yang bertuliskan berbagai kecaman mereka terhadap Jokowi-JK.

Dalam orasinya, mahasiswa menganggap, 162 hari kepemimpinan Jokowi-JK telah berjalan selama dilantik 20 Oktober 2014 lalu, namun belum ada kebijakan-kebijakan yang diambil oleh orang nomor satu dan dua di Indoneisa itu yang pro terhadap rakyat.

Presiden Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Muhammad Hamzah dalam orasinya mengatakan, saat ini Presisen jokowi beserta wakilnya Jusuf Kalla dianggap gagal dalam mewujudkan kebijakan-kebijakan pro rakyat dalam masa 100 hari kerja mereka.

“Hari ini kawan-kawan sudah 162 hari Presiden dan Wakil Presiden kita memimpin. Tapi apa kawan-kawan, semuanya nihil tidak ada apapun yang diwujudkan melainkan hanya janji politik manis dan blusukan ke sana-sini,” kata Hamzah.

Disebutkan, berbagai masalah yang mencuat dalam beberapa waktu terakhir adalah sebagai bukti bahwa Jokowi-JK gagal dalam memimpin negeri ini. Mahasiswa menilai, naik turunnya harga bahan bakar minyak (bbm), penundaan eksekusi mati duo Bali Nine, dan melemahnya rupiah adalah buki pemerintah Jokowi-JK gagal membuka awal yang baik bagi pemerintahannya.

“Wajar kami menuntut hari ini, wajar kami protes, wajar kami melakukan aksi ini. Karena presiden kita sama sekali tidak prorakyat, apakah itu yang dinamakan presiden, bagi kami jika harga bbm naik terus, maka Jokowilah yang harus turun,” kata Hamzah.
Aksi seratusan mahasiswa kemarin cukup menarik perhatian bagi warga yang melintas di kawasan Simpang Lima, Banda Aceh. Pasalnya, mahasiswa menggelar konser dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan rakyat yang diiringi oleh beberapa mahasiswa yang memainkan gitar. Tampak mereka menyanyikan lagu secara serentak, termasuk lagu sakitnya tuh di sini yang diparodikan menjadi pilih Jokowi sakitnya tuh di sini.

Dalam aksi itu, mahasiswa juga sempat menyebutkan dan menyerukan kapada masyarakat untuk mengawal ketat semua janji-janji Jokowi yang diumbar ketika mantan Gubernur DKI itu berkunjung ke Aceh beberapa waktu lalu. Meski begitu ramai, aksi tersebut berjalan tertib di bawah pengawalan personel polisi dari Polresta Banda Aceh.

Beberapa hari lalu pula, Karena kecewa atas kepemimpinan Presiden Joko Widodo, mahasiswa dan pemuda di Surabaya, Jawa Timur kembali turun ke jalan, Rabu (1/4). Aspirasi aksi unjuk rasa dilakukan sekitar seratus orang di depan Gedung Grahadi Surabaya, Jalan Gubernur Suryo itu menuntut Jokowi segera turun karena kebijakannya dianggap tidak pro-rakyat.

Dalam aksinya, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Pahlawan tergabung dalam Komite Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi (KOMPAK) itu juga membawa beberapa spanduk dan poster berisi kecaman. Spanduk itu bertuliskan ‘Jokowi Boneka Imperialisme.’ Mereka juga membawa poster-poster berisi protes di antaranya ‘Turunkan Jokowi,’ ‘Jokowi Pendusta,’dan lain sebagainya.

Dalam orasinya, para demonstran mengkritik kebijakan Jokowi malah menyengsarakan rakyat kecil. Salah satunya adalah kebijakan naik-turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) menyebabkan harga sembilan bahan pokok tidak stabil.

“Kebijakan-kebijakan Jokowi selama menjabat sebagai presiden telah membuat rakyat sengsara. Pemerintahan seolah-olah ribut dengan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan rakyat,” kata salah satu Korlap Aksi, Ali Zulkarnain dalam orasinya.

Menurut Ali, fluktuasi harga BBM sangat jelas semakin membuat rakyat menderita, karena harga-harga sembako ikut tidak stabil. “Kemudian kemelut politik yang mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi bangsa, terjadi karena sikap Jokowi yang tidak tegas. Bahkan, korupsi pun makin merajalela,” ujar Ali.

Dalam aksinya itu, para mahasiswa sempat berusaha memblokade Jalan Gubernur Suryo, tapi dihalang-halangi puluhan polisi. Para demonstran pun akhirnya memilih bergeser ke Gedung DPRD Surabaya di Jalan Yos Sudarso dengan berjalan kaki dan kembali melakukan aksi unjuk rasa.

“Dengan persoalan-persoalan yang makin kompleks selama kepemimpinan Jokowi, maka kami mahasiswa Indonesia menuntut Jokowi segera mundur dari jabatan, sebelum mahasiswa dan rakyat menurunkannya paksa dengan menggelar aksi besar-besaran,” tambah Ali.

Akibat aksi para mahasiswa ini, arus lalu lintas di Jalan Gubernur Suryo tersendat. Sedangkan personel polisi dari Polrestabes Surabaya yang membentuk pagar betis di depan Gedung Grahadi, terus bersiaga, sebagian lagi tetap mengatur arus lalu lintas.
sumber
Share this post :

Posting Komentar