Petugas gabungan TNI-Polri yang mencoba menaklukkan ribuan napi yang mengamuk itu harus berupaya ekstra keras. Gas air mata beberapa kali ditembakkan ke arah LP untuk menghentikan aksi pembakaran. Lewat pengeras suara, petugas juga mengimbau napi untuk masuk ke blok mereka masing-masing. Namun bukannya menurut, napi malah melempar batu ke arah polisi.
Napi LP Tanjung Gusta memprotes seringnya pemadaman listrik di LP mereka sejak harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Puncak kekesalan ribuan itu terjadi pada Kamis kemarin, ketika listrik di LP mati sejak Subuh hingga malam hari ketika tiba waktunya bagi mereka untuk berbuka puasa.
Untuk diketahui, suplai air di LP Tanjung Gusta menggunakan sumur bor yang memerlukan listrik untuk mengalirkannya. Dengan demikian, apabila listri mati, maka penghuni LP tak punya suplai air bersih. Inilah akar kerusuhan di LP tersebut.
Para napi yang kesal lantas meledakkan tabung gas di dalam LP dan membakar gedung LP. “Ini semua karena PLN suka-suka hati melakukan pemadaman listrik yang buat kami susah. Ini Medan, jangan suka-suka hati berbuat yang merugikan masyarakat. Tidak ada bedanya kebrengsekan itu dengan kami yang sudah jadi sampah masyarakat,” kata seorang napi.
Posting Komentar